1.Syaffarizal Mursalin Agri (Al Khor junior)
Pemain sepak bola berbakat asal Indonesia telah lahir di Qatar. Namanya Syaffarizal Mursalin. Saya yakin dia tidak pernah masuk dalam radar pemandu bakat dari PSSI. Padahal dia telah berhasil berprestasi di liga negara berperingkat FIFA #95 (Indonesia peringkat #137 per Januari 2010). Pemain berpostur 172 cm dan berat badan 65 kg ini menjadi pemain inti klub Al Khor junior. Dalam kompetisi junior (U-14) Qatar, dia telah mencetak 15 gol. Karena dinilai berbakat, Farri termasuk pemain asing Qatar yang masuk kandidat pemusatan latihan Aspire. Ini merupakan program jangka panjang Qatar untuk membina pemain berbakat yang punya prospek bisa dinaturalisasi menjadi pemain nasional Qatar.Sayang kali rasanya jika talenta muda ini diklaim Qatar, padahal kewarganegaraannya juga Indonesia.
2. Febrianto Wijaya (VfB Stuttgart)
Febrianto Wijaya bergabung di klub anggota Bundesliga Jerman, VfB Stuttgart. Saat paman Febrianto bernama Pieter Witono dan seorang pebisnis asal Jerman yang juga pengurus Stuttgart, Kurt Jurgen Walter bertemu, Pieter iseng-iseng mengajak pemandu bakat Stuttgart itu menyaksikan Febrianto berlatih di Lapangan Karebosi, Makassar. Tak disangka, Walter langsung tertarik dengan gaya permainan Febrianto. Prestasi Febrianto di pentas sepak bola junior memang cukup mengilap. Mula-mula dia hanya berlatih di SSB MFS 2000, Lalu memperkuat timnas U-14 tahun. Lalu naik kasta ke U-16 dan berlanjut U-17.
3.Irvin Museng (FC Omniworld)
Irvin Museng adalah pesepak bola belia asal Makassar. Asal mulanya adalah saat Irvin dan kawan-kawannya yang tergabung dalam Makassar Football School (MFS) muncul sebagai juara Danone Cup tingkat nasional tahun 2005. Sebagai juara, MFS menjadi wakil Indonesiadi Piala Dunia Danone U-12 di Lyon, Prancis, pada September 2005. Penampilan Irvin di turnamen ini ternyata luar biasa. Ia berhasil menjadi top skorer dengan mencetak 10 gol. Prestasi ini mengundang perhatian banyak pemandu bakat, termasuk dari klub AjaxAmsterdam. Namun proses perekrutannya sendiri tidak mudah. Butuh waktu berbulan-bulan untuk meyakinkan Ajax hingga akhirnya mengirimkan surat resmi untuk merekrut Irvin pada Februari 2006. Saat itu usia Irvin baru 13 tahun. Kini walau secara resmi statusnya adalah milik Ajax, Irvin dipinjamkan ke klub divisi dua Belanda, FC Omniworld.
4. Riyandi Ramadhana Putra (Boavista)
Riyandi Ramadhana Putra alias Angky (17), salah satu pemain U-21 Pelita Jaya menjalani kontrak selama dua tahun dengan klub Boavista asal Rio De Janeiro, Brasil ini kembali ke tanah air untuk mengisi liburan akhir tahun yang diberikan oleh klub.
Menurutnya, setelah menjalani pelatihan selama 4 bulan, mulai 25 Januari nanti, ia akan memperkuat tim Junior Boza Vista untuk berlaga di Turnmaen Carioca, sebuah turnamen Divisi III Brasil.
“Ini kesempatan emas bagi saya untuk menunjukkan kemampuan, siapa tahu ada agen dari liga Eropa yang melihat permainan saya dan tertarik,” ujarnya.
Angki mengatakan, di klubnya tersebut pemain berusia 17 tahun ke atas sudah dianggap mahir, sehingga porsi latihan teknik dasar tidak banyak diberikan. “Jadi kami memacu diri untuk berlatih sendiri sambil belajar lewat pertandingan yang memang lebih menonjolkan permainan individunya,” ujar Angky.
Menurutnya, setelah menjalani pelatihan selama 4 bulan, mulai 25 Januari nanti, ia akan memperkuat tim Junior Boza Vista untuk berlaga di Turnmaen Carioca, sebuah turnamen Divisi III Brasil.
“Ini kesempatan emas bagi saya untuk menunjukkan kemampuan, siapa tahu ada agen dari liga Eropa yang melihat permainan saya dan tertarik,” ujarnya.
Angki mengatakan, di klubnya tersebut pemain berusia 17 tahun ke atas sudah dianggap mahir, sehingga porsi latihan teknik dasar tidak banyak diberikan. “Jadi kami memacu diri untuk berlatih sendiri sambil belajar lewat pertandingan yang memang lebih menonjolkan permainan individunya,” ujar Angky.
Rencananya, Angki akan memperkuat tim junior Boavista untuk mengarungi liga bertajuk Carioca yang dihelat 29 Januari-9 Mei 2009. Kompetisi ini akan melibatkan beberapa tim mapan di tanah Brasil seperti Fluminense dan Flamengo.
Dalam kompetisi skala nasional, Boavista berkutat di kompetisi Divisi 3. Namun, dalam kompetisi regional Rio De Janeiro, tim yang berdiri pada 1961 itu bisa dicap cukup representatif karena berlaga di kasta tertinggi, Divisi Utama yang kompetisinya bernama Carioca.
Dalam kompetisi skala nasional, Boavista berkutat di kompetisi Divisi 3. Namun, dalam kompetisi regional Rio De Janeiro, tim yang berdiri pada 1961 itu bisa dicap cukup representatif karena berlaga di kasta tertinggi, Divisi Utama yang kompetisinya bernama Carioca.
5. Reggy Jakaria (Almania Sittard)
Dia bukan merupakan pemain keturunan Indonesia – Belanda seperti kebanyakan pemain – pemain sepakbola di Belanda yang kita kenal. Tapi Reggy merupakan anak asli Indonesiadan khususnya berasal dari kota Cirebon. Nama lengkap Reggy adalah Reggy Jakaria. Mendengar keterangan dari ayahnya, semangat Reggy untuk membantu memajukan sepakbola Indonesia sudah sangat terlihat dari kecil dimana ia meminta sendiri untuk berlatih dan sekolah khusus olahraga dan khususnya bidang sepakbola di Belanda. Saat ini Reggy bermain untuk sebuah klub di Sittard yang bernama Almania Sittard dan posisinya adalah merupakan pemain sayap kanan.
6,7. Syamsir Alam & M. Zainal Haq (C.A Penarol)
Dua pemain timnas SAD (Sociedad Anonima Deportivo) yang tampil di kompetisi ‘Torneo de Honor Quarta Division Uruguay’, yaitu Syamsir Alam dan Mochammad Zainal Haq mendapatkan kesempatan emas untuk mengembangkan kariernya. Kedua pemain ini dipinjam oleh klub CA Penarol, Uruguay, untuk musim 2011.
CA Penarol adalah salah satu klub terbaik Uruguay. Klub berjuluk Aurinegros itu pernah lima kali menjuarai Copa Libertadores dan tiga kali juara Piala Interkontinental. Menurut federasi sejarah dan statistik sepakbola (IFFHS), Penarol dinobatkan sebagai klub terbaik Amerika Selatan abad ke-20.
“Mereka akan bergabung mengikuti latihan tim Penarol pada Januari 2011 untuk mengikuti tes penempatan. Keduanya sudah pasti akan membela tim Penarol U-19 di kompetisi Quarta, tetapi tidak tertutup kemungkinan bermain di tim senior yang berlaga di Liga Primer Uruguay,” kata manajer timnas SAD, Demis Djamaoeddin, di sekretariat PSSI, 22 November 2010.
8. Rigan Agachi (FC. Gecdrop Houta Boras)
Rigan Agachi, menyatakan kalau dirinya tidak menutup kemungkinan membela salah satu klub Indonesia dan juga timnas ‘Merah Putih’. Apalagi ia memang orang Indonesia tulen. Pemain klub Gecdrop Houta Boras yang tergabung dalam Divisi 1 Liga Belanda itu tampaknya belum ingin kembali bermain di Indonesia dalam waktu dekat karena karirnya masih bagus di Belanda.
Agachi yang berayahkan orang Sukabumi dan memiliki ibu asli Jakarta tersebut memang terlihat antusias bisa berada di Tanah Air lagi. Ia pun masih ingin dan memiliki kans membela timnas Indonesia.
Agachi yang berayahkan orang Sukabumi dan memiliki ibu asli Jakarta tersebut memang terlihat antusias bisa berada di Tanah Air lagi. Ia pun masih ingin dan memiliki kans membela timnas Indonesia.
9. Eriyanto (AC Milan)
Eriyanto sukses membawa Timnya menjadi juara di kompetesi Milan Junior Camp DayTournament yang diselenggarakan di San Siro, Milan. Pada Kompetisi itu, Pemain berusia 14 tahun ini memperoleh gelar The Best Captain. Kabar terbaru yang sampai sekarang masih diperdebatkan yaitu Eriyanto Dikontrak oleh team AC Milan Junior.